Plataran

Kamis, 30 September 2010

7 Kebiasaan orang-orang yang sangat efektif

Disarikan dari situs jowo.jw.it

Efektif          : Melakukan hal yang tepat (do right thing)
Efisien         : Melakukan dengan tepat (do thing right)
Kebiasaan  : Perilaku (behaviour) yang sering (berulang-ulang) dilakukan

Achieve personal dan interpersonal
effectiveness from the inside out
Character Ethic (Prinsip-prinsip dasar) Prinsip-prinsip dasar yang positif dan orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan yang abadi bila mereka belajar mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut kedalam karakter dasar mereka. Contoh prinsip-prinsip dasar seperti : Integritas, Kerendahan Hati, Kesetiaan (loyal), Keadilan, Keberanian, Kesederhanaan, Kesopanan, dll.

Personality Ethic (Sikap dan Perilaku) keberhasilan merupakan suatu fungsi kepribadian, citra masyarakat, sikap dan perilaku, keterampilan dan teknik, yang melicinkan proses-proses interaksi manusia. Personality Ethic mengambil 2 jalan :
1. Teknik hubungan manusia dan masyarakat
2. Sikap mental positif
Paradigm / Paradigma (Cara pandang) Adalah representasi mental. Adalah model, pattern, atau kumpulan ide-ide yang menjelaskan satu aspect. Paradigma bisa diumpamakan sebagai peta dari kota atau wilayah sehingga jelas bahwa peta bukanlah wilayah itu sendiri. Kita melihat dunia bukan sebagaimana dunia adanya, melainkan sebagaimana kita adanya - atau- sebagaimana kita terkondisikan untuk melihatnya. Tidak pernah lengkap dan tidak pernah sama.

Emotional Bank Account (Rekening Bank Emosional) Rekening Bank Emosional mencerminkan tingkat kepercayaan dalam suatu hubungan. Seperti rekening keuangan di bank, kita memasukkan simpanan ke atau melakukan penarikan dari rekening ini. Perbuatan-perbuatan seperti berusaha untuk memahami terlebih dahulu, bersikap murah hati, menepati janji, dan bersikap setia.


7 Efective Habits diagram

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif ( Be Proactive )
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, dimasa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelakupelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik � kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas � dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif alam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil Setiap orang.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir ( Begin With The End in Mind )
Segalanya diciptakan dua kali � pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu, keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih dahulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupan hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti dari kepemimpinan.

Kebiasaan 3 : Dahulukan yang Utama ( Put First Thing First )
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.

Kebiasaan 4 : Berfikir Menang/Menang ( Think Win Win )
Berfikir menang/menang adalah cara berfikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berfikir menang / menang adalah didasarkan pada kelimpahan � �kue� yang selamanya cukup,peluang, kekayaan,dan sumber-sumber daya yang berlimpah � ketimbang pada kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang-menang artinya tidak berpikir egois (menang / kalah) atau berpikir seperti martir (kalah / menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung � dengan istilah�kita�, bukannya �aku�. Berpikir menang / menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang samasamamenguntungkan. Berpikir menang / menang artinya berbagai informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.

Kebiasaan 5 : Berusaha untuk Memahami Terlebih Dulu, Baru Dipahami (ToUnderstand ToBeUnderstood )
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut kberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.

Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi (Synergy)
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga � bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Sinergi adalah buah dari sikap saling menghargai � sikap memahami dan bahkan memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang.

Tim-tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar dari pada jumlah total dari bagian-bagiannya. Hubungan-hubungan serta tim-tim seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 1/2), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).

Kebiasaan 7 : Mengasah Gergaji ( Sharpening The Saw )
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi sebuah organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan keluarga.

Stephen R.Covey

Approach : Sikap adalah pendekatan kita terhadap sesuatu hal
Outlook : Sikap adalah pandangan kita terhadap sesuatu hal
Manner : Sikap adalah cara kita berperilaku
Stance : Sikap adalah pendirian kita
Position : Sikap adalah bagaimana posisi kita
Feeling : Sikap adalah cara kita merasakan
Thoughts : Sikap adalah bagaimana pikiran kita
Mind-Set : Sikap adalah bagaimana arah pemikiran kita
Way of Thinking : Sikap adalah cara kita berpikir
Opinion : Sikap adalah pendapat kita
View : Sikap adalah cara kita memandang
View Point : Sikap adalah bagaimana titik pandang kita
Standpoint : Sikap adalah di sisi mana kita berdiri
Line : Sikap adalah bagaimana jalan pemikiran kita
Posture : Sikap adalah bagaimana sosok kita
Pose : Sikap adalah cara kita menempatkan diri
Way of behaving : Sikap adalah cara kita berperilaku
Bearing : Sikap adalah cara kita memikul suatu masalah
Position : Sikap adalah cara kita memposisikan diri.

Sikap kita merupakan kerangka berpikir kita. Sikap adalah kebiasaan berpikir dan kebiasaan dalam berpikir tersebut dapat dilatih. Dan, suatu tindakan yang selalu diulang akan menjadu suat SIKAP

Peluang Usaha Ada Dimana-mana
Tergelitik juga membaca tulisannya Pak Hadi Kuntoro, bahwa peluang usaha sebenarnya ada dimana-mana. Dan saya sangat setuju. Coba saja perhatikan barang-barang yang ada disekitar anda, komputer, printer, kertas, meja, handphone dan apa saja yang bisa anda lihat disekeliling anda, sebagian besar merupakan hasil dari transaksi jual beli. Bahkan barang-barang yang melekat pada diri kita sebagian besar juga kita beli atau paling tidak dibelikan orang lain kan?.

Masalahnya, kadang kita terlalu takut sehingga menganggap kalau sebuah peluang sudah diambil orang lain, kita sudah tidak kebagian peluang tadi. Padahal sudah menjadi sunatulloh / sifatnya dunia yang terus berputar, peluangpun terus berputar. Bahkan banyak peluang yang belum optimal dimanfaatkan orang lain.

Misalnya usaha dibidang garment meskipun sudah banyak pelaku usaha di sana tapi tetap terbuka peluang bagi pemula untuk menangkap peluang yang sama dan bahkan menciptakan peluang-peluang baru. Contoh lainnya masih banyak, usaha makanan boleh dibilang setiap saat muncul pemain baru dan banyak yang sukses. Usaha voucher HP juga terus tumbuh bak jamur di musim hujan, dan banyak yang bertahan bahkan berhasil.

Inovasi-inovasi baru-pun terus tumbuh, yang berarti masih banyak lagi peluang yang belum tergarap.

Kalau kita masih dalam tahap berpikir-pikir untuk mencari peluang dan belum juga berani memulai usaha, maka kita perlu mempertajan kejelian kita menangkap berbagai peluang. Cara paling gampang adalah meniru usaha orang lain yang menurut kita masih berpotensi untuk dikembangkan. Kita tinggal mengikuti yang sudah ada dan kita modifikasi pada usaha yang kita jalani. Nanti kalau usaha kita sudah jalan, baru kita cari terobosan dan inovasi baru untuk terus berkembang.

Kalau kita masih terus pikir-pikir dulu, maka peluang tetap saja ada dan tentu akan diambil orang lain. Kita nanti hanya akan gigit jari dan bilang, �Yach itu kan persis seperti ide bisnis yang aku pikirkan dulu.�

Cobalah anda cari barang yang tidak bisa dijual, tentu anda akan menemukan barangyang bisa dijual jauh lebih banyak daripada barang yang tidak bisa dijual. Itu berarti banyak peluang dan ada dimana-mana

Semoga bermanfaat

Salam
Fuad Muftie
�2007 http://fuadmuftie.wordpress.com
Owner Kios Addina di Jakarta Timur

Silahkan Klik tautan untuk Mendapatkan File asli dalam bentuk File Jar dan File Text.
Thanks for read

0 komentar:

Posting Komentar