Selalu sendiri (c) keepingyouwell
Benarkah anak kedua cenderung bermasalah dalam keluarga? Ungkap rahasianya di sini.
KapanLagi.com - Oleh : EW Andayani
Anak
pertama itu selalu melindungi keluarga dan berjiwa pemimpin, anak
terakhir itu kebanyakan manja. Bagaimana dengan anak kedua, atau anak
tengah? Begitulah kenyataannya, anak kedua hampir tidak pernah
disebut-sebut dan sering terlupakan begitu saja.
Tidak hanya saat
balita dan anak-anak, namun ketika si anak beranjak dewasa pun hal ini
masih terjadi. Dalam acara-acara keluarga, anak tertua dan bungsu selalu
ditanyakan kehadirannya. Simak saja ketika tiga orang anak ini
diperkenalkan bersama-sama, orang akan lebih tertarik pada perkembangan
yang paling tua dan yang paling kecil.
Tentu saja perbedaan
perlakuan ini memberikan efek pada anak kedua. Namun seperti biasa, apa
yang terjadi pada anak kedua selalu tidak lebih menarik dari kakak atau
adiknya. Jadi jangan heran jika Anda merasa tidak pernah terpikirkan
sebelumnya tentang hal ini.
Alfred Adler, seorang dokter medis
dan psikolog yang juga teman sejawat Sigmund Freud, adalah orang yang
mengemukakan pendapat ini. Didukung dengan sejumlah penelitian,
ditemukan bahwa urutan kelahiran seorang anak menentukan kepribadiannya.
Pribadi anak pertama dan anak terakhir, tentu Anda sudah sering
mendengar dan memang benar adanya demikian. Kali ini, mari kita melihat
apa yang terjadi dan dirasakan anak kedua.
Terasing
Anak
kedua atau anak tengah sering merasa terasing dalam keluarganya
sendiri. Hal ini disebabkan anak pertama biasanya mendapatkan rasa
antusias dan perhatian yang besar dari kedua orangtua karena inilah
pertama kalinya mereka memiliki anak. Dari rasa antusias dan kecintaan
yang dalam ini, timbul tuntutan dari orang tua bahwa anak pertama harus
berhasil, harus menjadi panutan adik-adiknya, harus ini dan harus itu.
Oleh karena tuntutan tersebut, segala hal tentang anak pertama jadi
perhatian kedua orangtuanya. Anak terakhir juga lebih diperhatikan
karena selalu dianggap paling kecil dan harus dibantu dalam segala hal.
Maka tinggallah anak kedua seorang diri.
Paling beda
Sebenarnya,
diakui atau tidak, setiap anak selalu berjuang untuk memperoleh atensi
dan afeksi dari orang tuanya. Dengan keadaan perhatian orang tua yang
demikian, membuat anak kedua berpikir untuk melakukan sesuatu yang lain
dari saudaranya. Jika saudaranya baik, maka anak kedua bisa menjadi
pribadi yang tidak menyenangkan dan pencari masalah. Sebaliknya, jika
saudaranya tidak terlalu baik, maka dia akan berusaha sebisa mungkin
menjadi pribadi yang sangat baik. Bahkan secara penampilan dan gaya
hidup, mereka akan selalu mencari sesuatu yang berbeda dari
saudara-saudaranya. Inilah yang membuat mereka berbeda.
Kreatif dan bebas
Sering
sendirian dan bersemangat untuk melakukan sesuatu, membuat imajinasi
anak kedua berkembang dengan baik. Pekerjaan seni dan yang membutuhkan
kreativitas lainnya sangat sesuai dengan anak kedua, namun mereka tidak
bisa bekerja di bawah tekanan. Mereka sangat mencintai fleksibilitas,
pekerjaan yang bisa membuat mereka bebas mengekspresikan dirinya dan
tidak mengikat dari segi waktu maupun peraturan. Dalam sejarahnya,
kebanyakan anak kedua selalu tidak bisa menyelesaikan sesuatu yang sudah
dimulainya. Tidak menyelesaikan kuliahnya, tidak menyelesaikan
kerajinan tangan yang dibuatnya, dan banyak lagi.
Friendly
Paham
benar rasanya terasing dan tidak berkawan, anak kedua suka bekerja
dengan orang lain dan cinta persahabatan. Mereka selalu berusaha
menyenangkan orang lain dan menjadi perekat persahabatan teman-temannya.
Namun hal ini juga menyebabkan mereka tidak pandai dan tidak berani
mengambil keputusan dalam segala hal, terutama yang menyangkut dirinya
sendiri, karena takut merugikan orang lain.
Bermasalah dalam hubungan
Oleh
karena kebutuhannya akan perhatian yang besar, ketakutan untuk menjadi
terasing dan juga hubungan dalam keluarga yang tidak baik, seorang anak
kedua cenderung sulit untuk membentuk keluarga dan menjadi masalah dalam
hubungan serius dengan pasangannya. Mereka akan menuntut perhatian dan
selalu berprasangka bahwa mereka tidak diinginkan. Parahnya lagi, mereka
akan cenderung menyalahkan diri sendiri dalam segala hal.
Beberapa
pribadi negatif di sini sebenarnya cukup mudah untuk dikurangi, yaitu
berikan perhatian pada anak kedua Anda. Bahkan berikan perhatian yang
lebih, karena secara naluri Anda akan cenderung mengabaikan mereka.
Dengan perhatian yang cukup dan tidak membeda-bedakan anak pertama dan
anak bungsu, ketiga anak Anda akan menjadi pribadi yang menyenangkan semuanya.
Solusi
ini juga berlaku jika pasangan Anda adalah anak kedua. Coba perhatikan
dan Anda akan menemukan beberapa pribadinya sama dengan yang digambarkan
di sini. Berikan perhatian yang lebih, maka sisi negatif pasangan Anda
akan
tenggelam oleh pribadi positifnya. (wo/miw)
0 komentar:
Posting Komentar