Tempat usaha d rumah (Foto: Google)i
Mendesain Tempat Usaha di Rumah
Memiliki Tempat Usaha di rumah sudah menjadi hal lazim. Alasannya, selain harga menyewa toko relatif mahal, budget
yang dikeluarkan pun pasti besar. Tak heran, sejumlah orang memilih
menjadikan hunian mereka tempat usaha ketimbang harus menyewa tempat
baru.
Dengan kata lain, meniadakan jarak antara rumah dan tempat usaha
(digabung) otomatis memangkas banyak hal, dari biaya, mobilisasi,
hingga meminimalkan waktu tempuh ke lokasi kerja.
Arsitek
Briyan Talaosa menyatakan, membuat tempat usaha di rumah bakal
memudahkan pemilik rumah yang juga pemilik usaha untuk mengendalikan
usahanya. Dalam arti, sambilan alias serius tapi santai. Lebih dari
itu, untuk masalah lahan, tentu bila diterapkan di rumah, si empunya
rumah bisa memanfaatkan ruang yang ada. Kendati demikian, tetap
perhatikan jenis usahanya.
Sebelum memutuskan untuk membuat usaha di rumah, sebaiknya putuskan
atau tentukan terlebih dahulu jenis usaha apa yang ingin Anda jalankan.
Bila tidak ingin merusak keadaan existing-nya, maka yang di-setting adalah furnitur. ”Maksudnya, furnitur disesuaikan dengan kebutuhan jenis usaha yang dilakukan di rumah,” imbuh Briyan.
Ambil contoh, sebut Briyan, counter handphone
atau usaha makanan. Jenis usaha ini biasanya mengharuskan kita untuk
berhubungan langsung dengan konsumen. Jadi, yang harus dilakukan adalah
siapkan boot atau counter-nya. Biasanya area yang
sering digunakan adalah garasi. Area ini paling mudah untuk
dialihfungsikan sebagai tempat usaha. Sebab, intensitas pemakaiannya
lebih sering kosong daripada digunakan dan bersinggungan langsung
dengan area luar. Konsepnya pun didesain moveable agar fungsi carport-nya atau posisi boot tadi bisa dipakai sesuai fungsi awal.
Contoh lain, kata Briyan, usaha warung internet. Usaha ini membutuhkan furnishing ulang. Sebab, warung internet umumnya membutuhkan meja dan kursi yang harus disiapkan.
Meski demikian, tidak harus konsep meja dan kursi yang digunakan.
Banyak usaha internet yang memilih konsep lesehan. Selain lebih luas,
cara ini meminimalkan penggunaan furnitur yang berlebihan. Hal penting
lain adalah jaringan instalasi kabel untuk menunjang aktivitas di area
tersebut. Briyan mengatakan, yang digunakan tentu yang praktis
diekspos, namun harus tertata rapi. Atau bisa menggunakan cable protector yang fabrikasi atau bisa juga disembunyikan pada lantai yang kita tinggikan.
Jika memang tidak mau merusak dinding atau lantai existing-nya, Briyan menyarankan agar mencari pemecahan yang bersifat menambahkan. Misalnya cover
instalasi kabel yang kita bentangkan di lantai. Agar tidak mengganggu
aktivitas, ketinggian lantai ditambahkan dengan panggung-panggungan,
bisa dari kayu ataupun plywood. ”Jadi, kabel tersembunyi di
bawahnya. Selain itu, dari segi keuntungan, bila kita mau mengembalikan
ke posisi ruang sebelumnya, tidak akan merusak kondisi sebelum kita
memulai usaha rumahan tersebut,” ujar Briyan.
Bersinggungan dengan kenyamanan kurang lebih sama saat Anda mendesain
ruang-ruang lain yang ada di dalam hunian. Tapi jika ada aktivitas yang
melibatkan orang dalam jumlah banyak, maka penekanan flow atau space ruang gerak pengguna aktivitas pada ruang tersebut mesti diperhatikan.
Jangan sampai mengganggu aktivitas orang lain yang ada di dalam rumah.
Briyan menyarankan, jika berhubungan dengan orang luar, sebaiknya pilih
ruangan yang bersifat publik atau bersinggungan dengan area luar,
seperti halaman, garasi, ataupun ruang tamu. Sementara bila jenis usaha
tidak perlu melibatkan orang luar sebagai pengunjung, tetap bisa kita
manfaatkan ruang pada area belakang atau malah di dalam rumah. Misalnya
jasa jahit pakaian. Sebaiknya kegiatan produksi dilakukan di ruangan
yang posisinya agak ke dalam.
Tidak jarang ruang tamu menjadi ruang yang tepat untuk usaha. Galeri,
misalnya. Ruang tamu menjadi tempat yang tepat untuk jenis usaha yang
bersifat mengekspos, seperti lukisan. Selain sebagai objek usaha,
lukisannya bisa sekaligus dijadikan hiasan di ruang tersebut.
Untuk membagi fungsinya, Briyan menuturkan, cukup digabungkan saja. Sebab, bila dibagi malah akan membutuhkan space atau lahan yang cukup luas.
”Dengan catatan, penggabungan fungsi hanya bisa berlaku untuk jenis
usaha tertentu yang cenderung dekoratif. Bila jenis usahanya tidak bisa
sejalan dengan fungsi ruang awal, terpaksa dibagi pemisahannya, boleh
dengan partisi atau sejenisnya,” kata Briyan.
Yang terpenting, ujar dia, Anda dituntut untuk cermat dalam membidik
jenis usaha yang adaptatif terhadap kondisi hunian. Soal menyiasatinya,
pasti ada seribu satu cara yang bisa Anda terapkan pada ruang yang
ingin digunakan sebagai tempat usaha.
(SINDO//tty)
0 komentar:
Posting Komentar