Plataran

Rabu, 15 September 2010

Skenario dibalik Isu Pembakaran AL-Quran

Pembakaran Al-Qur'an Adalah Skenario Tutupi Kejahatan AS

copas dari suaramedia/timurtengah
TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Seorang komandan senior Iran mengatakan bahwa pengumuman pembakaran kitab suci Al-Qur'an merupakan bagian dari skenario AS untuk mengalihkan perhatian dunia dari kejahatan-kejahatan yang dilakukannya.
"Dengan menciptakan isu-isu lain dan menarik perhatian masyarakat kepadanya, pemerintah AS berusaha menutup-nutupi kejahatannya. Pembakaran Al-Qur'an pada 11 September oleh seorang pendeta Kristen merupakan bagian dari gerakan ini," kata deputi kepala staf gabungan militer Iran, Brigadir Jenderal Seyyed Masoud Jazayeri, Rabu (8/9).
Ia menambahkan bahwa ada bukti kuat peristiwa 11 September merupakan rekayasa pemerintahan AS kala itu dan agen-agen Israel.
Jazayeri menambahkan bahwa lobi-lobi khusus di AS berusaha mencari alasan yang dapat diterima untuk menyebarkan pengaruh mereka di seluruh dunia, dan peristiwa 11 September merupakan dalih yang tepat.
Tapi, seiring bergulirnya waktu terungkap pula keterlibatan AS dalam peristiwa rekayasa itu, dan pemerintah AS tidak punya pilihan lain kecuali mengalihkan perhatian kepada isu lain untuk mencuci tangan, kata komandan Iran itu.
Maret lalu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyebut serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat sebagai kebohongan besar, demikian laporan media resmi Iran di Teheran.
Ahmadinejad pada beberapa kesempatan mempertanyakan versi resmi pemeintah AS yang menyebut "serangan teror" terhadap New York dan Washington dilancarkan oleh gerilyawan Al-Qaeda sehingga menewaskan hampir 3.000 orang.
"Tanggal 11 September adalah kebohongan besar yang melicinkan jalan bagi serbuan ke Afghanistan dengan dalih memerangi terorisme," kata Ahmadinejad seperti dikutip oleh media elektronik resmi Iran.
Pernyataan Jazayeri dilontarkan saat Pendeta Terry Jones, pemimpin Dove World Outreach Center, mengumumkan rencana membakar beberapa ratus salinan kitab suci Al-Qur'an pada peringatan tahun kesembilan peristiwa 11 September.
Jaksa Agung Eric Holder menyebut ancaman gereja Florida yang ingin membakar salinan kitab suci Al-Qur'an merupakan tidakan bodoh dan berbahaya.
Para pejabat lain pemerintahan Obama juga menentang pembakaran itu, termasuk Menlu Hillary Clinton, yang pada Selasa waktu AS menyebut ancaman itu sebagai sebuah bentuk tindakan tidak menghormati agama.
"Patut disesalkan bahwa seorang pendeta di Gainesville, Florida yang jemaat gerejanya tak lebih dari 50 orang bisa membuat rencana keterlaluan dan tidak hormat ini kemudian mendapat perhatian dunia, tapi itulah dunia yang kita tinggali saat ini," kata Clinton.
Meski para pejabat AS mengecam rencana itu, tidak ada tindakan hukum yang diambil sejauh ini untuk menghentikan penistaan agama itu.
Hari Rabu waktu setempat, pemimpin gereja anti-Islam di Florida mengatakan bahwa dirinya sudah mantap melanjurkan rencana membakar salinan Al-Qur’an meski ditekan Gedung Putih, para pemimpin keagamaan, dan lainnya untuk menghentikan rencana kurang ajar itu.
"Ya, kami masih tetap akan melakukannya," kata Pendeta Terry Jones kepada program CBS, Early Show.
Jenderal David Petraeus, komandan tertinggi pasukan AS dan NATO di Kabul sebelumnya memperingatkan bahwa hal itu membahayakan pasukan AS.
Petraeus membahas masalah itu hari Rabu dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Juru bicara militer, Kolonel Erik Gunhus mengatakan, "Mereka berdua setuju bahwa membakar Qur’an akan mengacaukan upaya kami di Afghanistan, membahayakan keamanan pasukan koalisi dan warga sipil dan menciptakan masalah bagi para rekan kami di Afghanistan, karena polisi dan prajurit Afghanistan harus menangani demonstrasi besar-besaran." (dn/pv/hz/en/sm)www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar